GALAU TINGKAT DEWA
Debar jantung berpacu, ketika waktu kian dekat untuk tampil sebagai narasumber kuliah umum secara daring. Hari itu terasa beda dengan hari-hari biasanya, ada beban tersendiri walau materi dan segala hal sudah saya siapkan dengan baik. Menghadapi mahasiswa sendiri adalah hal biasa ketika memberi materi kuliah di kelas maupun daring. Namun hari ini ada lintasan hidup yang tak biasa, harus tampil di media daring dengan peserta umum dan kelas tanpa batas. Sebagaimana jadwal tersusun, saya diminta panitia penyelenggara kuliah umum untuk siap menjadi narasumber dan melakukan koneksi daring pukul 12.30. Kuliah umum tersebut diselenggaran oleh kampus ternama di Surabaya, kota tempat kelahiran saya. Pesertanya mahasiswa dan terbuka untuk umum. Waktu telah menunjukkan pukul 11.45, tiba-tiba panitia menghungi saya via WA mengingatkan untuk siap melakukan koneksi daring pukul 12.00.
Debar jantung makin kencang, bahkan hampir kehilangan fokus gegara peristiwa diluar dugaan terjadi. Saat itu ada dua peristiwa yang membuat saya panik dalam waktu tersisa 15 menit tersebut. Saya harus memanfaatkan waktu 15 menit untuk salat dhuhur, menyuapi ibu makan siang dan melakukan proses koneksi daring. Prediksi waktu saya meleset, ternyata ibu tidak sekedar minta disuapi tapi minta diantar ke kamar kecil untuk BAB (Ibu saya dalam kondisi sakit setelah terjatuh). Wow … langsung galau tingkat dewa, akibat keterbatasan waktu yang tersedia. Tugas ini harus saya lakukan sendiri, karena ibu saya tidak mau orang lain yang menyuapi makan maupun melayani aktivitas yang lain. Mau tidak mau waktu saya butuhkan lebih panjang. Setelah tuntas urusan merawat ibu, hadir masalah kedua koneksi ke link meeting mengalami masalah. Entahlah, padahal tiga hari sebelumnya sudah gladi bersih dan lancar. Itulah problem klasik yang terkait dengan teknologi informasi atau jaring internet.
“Ya, Allah… ujian apa yang kau berikan pada hambamu ini,” bisik dalam hati saya. Benar-benar menguras tenaga dan pikiran, bahkan hampir kehilangan fokus. Upaya menenangkan diri dengan menarik nafas panjang berkali-kali saya lakukan. Waktu yang tersedia benar-benar menyiksa diri, waktu telah menunjukkan pukul 12.00. Saya menghubungi panitia untuk meminta waktu tunda melakukan link, sambil menerangkan peristiwa yang terjadi. Setelah salat dhuhur, kembali pikiran tenang dan sedikit fokus kembali. Permasalahan pertama telah terlaui, kesabaran dan keikhlasan diri menjadi kunci pembuka mengatasi masalah. Tinggal satu masalah mengatasi hambatan teknologi internet, sedang saya upayakan mengatasinya. Tanpa saya minta, keringatpun bercucuran berlomba dengan laju kecepatan waktu. Tepat pukul 12.30 koneksi berhasil tersambung, plong rasanya lepas dari jerat masalah. Kiranya kesepakatan waktu awal tidak teringkari. Panitia masih tampak kerepotan juga mengatasi permasalahan atau kendala teknologi melaksanakan kuliah umum dengan sistem daring. Alhamdulillah, sesuai jadwal pukul 13.00 prosesi kuliah umum dibuka dan dimulai. Waktu 30 menit menunggu acara dimulai, tampaknya memberi waktu pikiran saya kembali fokus. Saya berhasil melewati kegalauan tingkat dewa dengan bekal sabar, ikhlas, tanggungjawab dengan berserah diri kepada-Nya. Puji syukur tiada terputus, tatkalah mengakiri penyampaian materi di kuliah umum tersebut dengan judul “Menulis itu Asyik dan Mudah”. Lebih bersyukur lagi, setelah esoknya SMS masuk di HP… “Nomor rekening anda telah di kredit…….”.
Mojokerto, 18 /11/2021