LUKISAN DAN SEIKAT BUNGA
Hilangnya lukisan menjadi misteri yang belum terpecahkan, walau peristiwa telah berlalu hampir seminggu. Seikat mawar merah seakan jadi saksi kunci mengungkap hilangnya lukisan di galeri milik Sadewa. Lukisan sosok wanita cantik berbusana serba hijau dan bermakota mengendarai kereta kuda itu dua pekan lalu sempat ditawar 100 juta oleh seorang kolektor lukisan. Sadewa belum melepaskannya, lukisan itu cukup berarti dalam kariernya sebagai pelukis dan kolektor lukisan. Banyak kisah-kisah mistis yang terjadi saat proses melukis. Cinta Sadewa pada profesinya sungguh tidak perlu diragukan lagi.
Sejak hilangnya lukisan itu, Marwoto orang kepercayaannya juga menghilang entah ke mana. Marwoto diberi kepercayaan untuk merawat dan menjaga lukisan di galeri Sadewa. Misteri perginya Marwoto dan keberadaan mawar merah, menjadi dilema pikiran yang tak mudah dilalui Sadewa. Beberapa hari sebelum hilangnya lukisan, Marwoto tampak gelisah, sering mondar mandir dan duduk termenung di sudut galeri. Terbesit di hati Sadewa mencurigai orang kepercayaannya tersebut, tetapi dibuangnya jauh-jauh. Marwoto bukan sekedar pekerja, tapi sudah menjadi bagian keluarga.
Degup jantung Sadewa berdetak kencang, saat beberapa polisi datang di galerinya. Selembar kertas diserahkan salah seorang dari polisi tersebut. Sepucuk surat pesan dari Marwoto, “Pak, maaf saya pulang tanpa pamit. Surat ini saya titipkan ponakan saya, yang kebetulan patroli melewati depan Galeri. Saya pulang dadakan ke kampung, ayah saya meninggal setelah beberapa hari di ICU.” Marwoto selanjutnya menjelaskan bahwa lukisan “Nyi Blorong” diambil panitia pameran lukisan dan seikat bunga yang di meja adalah pesanan anak Sadewa untuk hadiah ulang tahun temannya.
Mojokerto, 12/ 9/ 2021