TEROR HANTU ECHI
Karya : Supriyadi Bro
Uban mulai tampak mewarnai rambut Rangga, tetapi tubuh tegap masih menyisakan profil lelaki ini sebagai idola di jamannya. Cara berbusana masih saja rapi dan bersih seperti di kala masa muda. Gaya bicara santun tertata rapi, bagai magnit dan berdaya kuat menaklukkan hati kaum hawa. Rangga Prasetya kini bukanlah Rangga yang dulu, ia tampak rapuh di balik kisah masa lalunya. Teror yang dialami menjadi penyulut emosi tak terkendali, bahkan beberapa kali berniat mengakhiri hidupnya. Bayang-bayang hantu Echi mengikuti kemanapun dia pergi, kegelisahan dan ketakutan mewarnai keseharian pria paruh baya ini. Sungguh hal yang sangat menyiksa dan mencekam. Segala upaya telah dilakukan Rangga untuk menentramkan jiwanya,namun hasilnya selalu nihil.
“Coba ceritakan dengan hati yang tenang, apa yang Bapak alami?” Pertanyaan yang biasa ini tak lagi biasa, tangan Rangga tiba-tiba bergetar dan ekspresi wajahnya berubah menjadi ketakutan yang luar biasa.
“Bapak harus jujur ceritakan kepada saya, agar saya bisa membantu Bapak,” kata pemuda paranormal. Pemuda indigo yang mempunyai kemampuan supranatural. Pernyataan ini sedikit menentramkan hati Rangga. Apa yang menggoda bahkan meneror dirinya, akhirnya dapat peluang untuk dicurhatkan pada orang yang diyakini bisa mengatasi masalahnya. Rangga menarik nafas panjang, cengkraman tangannya dapat dikendalikan dan menunduk penuh penyesalan di wajahnya.
“Saya… Saya…., saya punya jabatan yang lumayan di perusahaan,” suaranya parau dan tersendat dengan tatapan nanar. Melukiskan jiwa yang guncang dengan beban berat masalah yang dihadapi saat ini.”tapi semuanya jadi hancur berantakan, kerja tidak bisa fokus….. gara-gara… ya gara-gara bayang-bayang yang selalu menghantui setiap langkah saya,”nada suaranya meninggi tak terkendali.
Rangga tiba-tiba ketakutan luar biasa, memandang sekitar dan badannya bergetar, keringat mengucur deras seakan ada yang mengikutinya. Mengacak-acak dan menarik rambutnya sendiri sambil histeris “Tolonglah saya, atau beri saya pisau. Lebih baik saya mati bunuh diri dari pada tersiksa begini!”
“Echi… Echi… Echi…., saya mendengar suara itu,” kata pemuda paranormal yang mencoba menolong Rangga. “suara itu berulang kali ia sebutkan di dekat telinga saya.”
“Maafkan aku, Echi… Maafkan aku, Echi,” tiba-tiba terduduk dan menangkupkan jari-jari tangannya menyembah meminta ampun.”aku salah, aku kilaf, jangan kau hukum aku seperti ini.”
“Nyawa… nyawa harus dibalas dengan nyawa, Ega harus mati!” Pemuda paranormal itu bicara sendiri menirukan suara yang didengarnya. “ya, Tuhan…. Segitu marahnya dia. Siapa itu Echi? Siapa itu Ega, pak? Ada apa dengan dia, sampai sebegitu dendamnya?”
“Saya salah, saya salah,…. saya salah…. saya kilaf, saya akui itu, maafkan aku Echi..!” Rangga menangis meraung-raung dalam keputusasaan dan penyesalannya. “saya siap meninggal jika itu bisa menebus salah saya dan membuatnya dia tenang”
“Siapa itu Echi? Siapa itu Ega? Ceritakan pada saya, agar bisa membantu lepaskan teror yang selama ini Bapak alami,” pinta pemuda paranormal itu pada Rangga.
Rangga beberapa kali menarik nafas panjang untuk mengendalikan diri sesuai petunjuk pemuda paranormal yang berupaya menolongnya. Echi adalah nama panggilan sayang dari Rangga untuk kekasihnya yang bernama lengkap Desy Preistiwati, sedangkan Ega itu nama panggilan dirinya. Rangga menjalin kasih sayang dengan Echi saat masih sekolah SMA. Kisah cintanya yang tragis membawanya pada teror berkepanjangan yang dialaminya sekarang.
Kisah cinta 35 tahun yang lalu bagai terjadi belum lama dalam ingatan Rangga, ketika menceritakan lika-liku petualangannya sebagai pria idola di sekolahnya. Desy gadis desa yang lugu, saat pertama kali dikenal Rangga. Gadis sederhana yang lahir dari keluarga kurang mampu, tetapi mempunyai kecerdasan dan mengantarkan sebagai siswa prestasi di kotanya. Kecerdasan itulah yang membuat tertarik Rangga, selain kecantikan dan keluguan Desy. Tidaklah mudah Rangga untuk bisa mengambil hati Desy. Berkat bantuan Dony sahabatnya, Desy pun jatuh kepelukannya. Perjalanan cintanya benar-benar menggelapkan hati dan pikiran mereka dalam keromantisan berlebihan, sampai menjerebabkan mereka ke jurang kenistaan. Desy pun hamil sebelum kepelaminan atau hamil sebelum nikah di usia yang masih muda di kelas XI SMA. Ketika kehamilannya disampaikan, Rangga malah meninggalkannya begitu saja tanpa pesan sepatah. Rangga berpindah sekolah mengikuti kepindahan tugas orang tuanya.
“Jadi Bapak tidak tahu kalau si Echi sudah meninggal saat ini?” Tanya pemuda paranormal kepada Rangga.
“Sudah tahu ketika diberitahu sahabat saya, Dony,” jawab Rangga pelan penuh penyesalan.
Tiba-tiba Rangga mencekik lehernya sendiri dan jatuh mengelepar terhempas di lantai. Pemuda paranormal itupun dengan cepat menarik tangan Rangga, agar melepas cekikannya. Begitu terlepas tangan dari lehernya, Rangga kembali mencekik dirinya dan berguling-guling lepas kendali. Pemuda paranormal itu kemudian menaburkan garam ke tubuh Rangga, seketika itu diam tak bergerak.
“Pergilah Echi, dari tubuh Rangga! atau kau akan aku musnahkan!”Ancam pemuda paranormal itu pada ruh Echi yang merasuki tubuh Rangga.
Tiba-tiba Rangga bangun dan menyerang pemuda paranormal, “Ega itu kekasihku, dia harus mati seperti aku!” suara yang keluar dari mulut Rangga yang dirasuki Echi.
Pemuda paranormal itu berhasil menghindar serangan Echi yang merasuki tubuh Rangga. Dengan ritual yang dilakukan, pemuda itu berhasil mengeluarkan ruh Echi dari raga Rangga. Sementara waktu tubuh Rangga dibiarkan tergeletak dilantai, pemuda paranormal itu tampak kelelahan setelah menerima serangan ruh Echi.
“Pak Rangga, bangun pak…!” kata pemuda paranormal berupaya menyadarkan Rangga.
Rangga perlahan membuka matanya, berupaya bangun dari lantai dan tampak lemas kelelahan. Pemuda paranormal membantu mendudukannya, “Bapak duduk ya, kumpulkan tenaga dulu.”
Saat si pemuda paranormal berdiri dan berjalan menjauh, tiba-tiba Rangga berdiri mengejar dan berusaha menyerang pemuda tersebut. “Kau juga harus mati, kalau menghalangi kekasihku Ega mati bersamaku! Ha…. Ha… Ha….!” Mencekik leher pemuda paranormal dari belakang.
Pemuda paranormal tidak menyangka atas serangan tersebut, ia mengira si Echi telah dikalahkannya dan tidak berani mengganggu lagi. Ternyata perkiraannya salah, ia tidak siap dan jatuh tersungkur ditindih Rangga yang dirasuki Echi. Pergulatan pun terjadi, kemampuan bela diri pemuda paranormal ternyata mampu menyelamatkannya. Saat kondisi berbalik posisi Rangga di bawah dengan kedua tangan dipegang pemuda tadi, akhirnya perlawanan berakhir setelah dibacakannya mantra menaklukkan ruh si Echi.
Perlu waktu agak lama pemuda paranormal memulihkan tenaganya. Sementara Rangga juga tergeletak tanpa daya dilantai, setelah ditinggalkan kekuatan ruh si Echi kekasih SMA nya. Pergulatan panjang dan seru telah menguras tenaga kedua belah pihak.
“Bapak… bangun pak Rangga!” Rangga berusaha disadarkan dari pingsannya.
Diusapnya wajah Rangga dengan air suci oleh pemuda paranormal. Perlahan matanya mulai membuka. Pandangan layu dan kosong mengisi jiwanya yang guncang atas peristiwa demi peristiwa yang dialaminya hari ini. Ia tampak lelah tanpa daya, berusaha bangkit dari rebahannya dibantu pemuda paranormal. Rangga tampak sedikit pulih dari kelelahannya setelah minum dan jedah waktu untuk istirahatkan diri.
“Pak Rangga tadi sebutkan punya teman namanya Dony, di mana dia sekarang?” Tanya pemuda paranormal, setelah dirasa cukup tenang kejiwaan Rangga.
“Ya, Dony itu teman dekat saya semasa SMA. Saya bisa datangkan dia kesini kalau memang diperlukan kehadirannya. Saya bisa call dia, karena masih simpan nomor HP nya,” Rangga merogoh kantong dan mengeluarkan HP nya. Dony berhasil dihubungi dan diminta hadir secepatnya, Rangga kirim lokasinya melalui goggle map.
“Perkenalkan, saya Dony sahabat Rangga.” Tak seberapa lama Dony telah hadir dan memperkenalkan diri ke pemuda para normal yang berupaya menolong sahabatnya.
“Terimakasih, pak Dony bisa cepat hadir. Saya Bima Aji yang berupaya menolong Rangga sahabat Bapak,” membalas perkenalan dari Dony sahabat Rangga.“saya minta Bapak bersedia menjadi mediator bagi si Echi, agar permasalahan terkuak dan segera berakhir.”
Dony pun bersedia membantu demi sahabatnya bisa keluar dari teror si Echi. Ritual dilakukan dan dalam waktu sekejab ruh si Echi masuk ke tubuh Dony. Serangan pukulan si Echi melalui mediasi tubuh Dony bertubi-bertubi ke tubuh Rangga.
“Mas Ega jahat, kejam, meninggalkan aku begitu saja tanpa rasa tanggung jawab, kamu membuat aku malu dan akhirnya bunuh diri minum racun. Ibuku pun akhirnya bunuh diri juga, setelah tidak kuat menahan malu akibat ulah aku yang hamil di luar nikah. Para tetangga pada menggunjing tentang kehamilanku, ibuku sampai jatuh sakit dan tidak kuat menahan malu, mengakhiri hidupnya gantung diri di pintu kamar.” Menangis meraung-raung dan menyerang lagi dengan penuh dendam.”aku sekarang menuntut balas, kamu harus mati seperti aku!”
Rangga pasrah menerima serangan si Echi. Ia mengakui kesalahannya dan menyesali atas perbuatannya, tidak sedikitpun melakukan perlawanan. Andai tidak dipisah Bima Aji si pemuda para normal, Rangga bisa mati dicekik Dony yang telah dirasuki Echi.
“Stop seranganmu, atau kau akan kumusnahkan selamanya,” teriak Bima Aji. Dengan doa-doa dan ritual yang dilakukan pemuda paranormal, akhirnya tubuh Dony yang telah dirasuki si Echi tidak bisa menyerang Rangga maupun dirinya.
“Pak Rangga, mintalah maaf pada si Echi sebelum ruhnya saya sempurnakan kembali kealamnya dengan tenang, Dan berjanjilah minta maaf di pusara Echi dan ibunya, penuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkannya,” pinta Bima Aji si pemuda para normal pada Rangga.
Rangga akhirnya minta maaf dengan penuh penyesalan dan minta Echi bisa kembali ke alamnya dengan tenang. Ia menceritakan peristiwa yang dialaminya saat kilaf meninggalkan Echi tanpa tanggung jawab atas perbuatannya. Baru tahu kalau Echi sudah meninggal bunuh diri dari Dony sahabat, setelah ia curhat tentang kehancuran hidupnya setelah adanya teror hantu yang dia rasakan setelah meninggalkan Echi 35 tahun lamanya. Baru tahu kalau hantu yang meneror dirinya adalah Echi kekasih semasa SMA setelah diajak Dony ke salah satu dukun yang gagal menolong menghilangkan teror yang dialaminya. Rangga juga menerima segala penderitaan yang ia alami akhir-akhir ini atas dosa yang telah dia perbuat. Rumah tangganya hancur berantakan, istrinya minta cerai, hampir di PHK perusahaannya karena tidak fokus kerja dan dianggap mengalami kelainan jiwa, bahkan sampai hampir bunuh diri atas keputus asaan tidak mampu menahan teror yang dialaminya. Rangga menyesal atas perbuatannya yang menyepelekan dan memutus hubungannya dengan Echi bisa berakibat fatal, yaitu menyebabkan Echi dan ibunya bunuh diri.
“Maafkan kesalahan dan penyesalan Ega, ya Echi. Maafkan aku, harus mengembalikan kamu ke kesempurnaan alammu. Aku mohon akhiri terormu dan kembali ke alammu dengan damai tanpa syarat apapun karena kamu dan Ega kekasihmu telah berbeda alam,” kata pemuda paranormal. Ritual pun dilakukan untuk kesempurnaan ruh Echi mengakhiri teror Echi pada Ega atau Rangga kekasih SMA-nya. Rangga kembali menjalani hidupnya dengan tenang setelah Echi memaafkan dan kesediaan Rangga melakukan apa yang disarankan oleh Bima Aji pemuda paranormal yang menolongnya.
Drs. SUPRIYADI, S.E.,M.Pd.
Penulis, Pegiat Sastra, Guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Negeri 1 Sooko – Kabupaten Mojokerto
BIODATA PENULIS
Terlahir di Surabaya dengan nama Supriyadi pada 24 Nopember 1966. Sejak SMA, Drs. Supriyadi,S.E,M.Pd sudah suka menulis puisi, cerpen dan naskah drama panggung. Nama pena Supriyadi Bro disandangnya untuk mendekatkan diri pada pembaca karya-karyanya.
Karya tulis yang dihasilkan yaitu Artikel Jurnal : Pendidikan dalam Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. (dimuat di Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra STILISTIKA, Universitas Muhammadiyah Surabaya) – Edisi : Juli – Desember 2015, Artikel Jurnal : Strata Norma dalam
- Kumpulan Puisi Doa untuk Anak Cucu Karya WS. Rendra. (dimuat di Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra STILISTIKA, Universitas Muhammadiyah Surabaya) – Edisi Juli – Desember 2016, karya puisi di muat di Serambi Budaya Radar Mojokerto (Labuhan Taubat, Senyum Emakku, Langitku Langit-Mu, Munajat, Keheningan Hati, Duka Nusantara, Sampah Demokrasi, Gusar Cinta), Terbit: Minggu, 12 Februari 2017. Buku Sehimpun Puisi “KADO KATA”, terbit Mei 2107 oleh Media Nusa Creatif-Malang (ISBN: 978-602-6397-86-7). Karya puisi di muat di Serambi Budaya Radar Mojokerto (Mutiara Hati, Duka Bulan Merah, Tirai Surgawi, Dunia Menua, Kasih Jiwaku, Elang Langit), Terbit: Minggu, 7 Januari 2018. Buku Sehimpun Puisi “MUTIARA JIWA”, terbit Februari 2108 oleh Temalitera-Mojokerto (ISBN: 978-602-51337-1-8). Buku Sehimpun Puisi “KADO KATA”, cetakan ke -2 terbit Februari 2018 oleh Temalitera-Mojokerto (ISBN: 978-602-51337-4-9). Buku sehimpun puisi bersama 12 penyair “MELIPAT WAKTU” terbit Mei 2018 oleh Temalitera-Mojokerto (ISBN: 978-602-51637-8-4). Karya puisi di muat di Serambi Budaya Radar Mojokerto (Sebuah Tanya, Tangis di Sunyi Ramadhan, Pintu Hikmah, Malam Sunyi Ramadhan, Jalan Penuh Luka, Anak Pantai, Ramadhan Mulia), Terbit: Minggu, 10 Juni 2018. Buku Bunga Rampai Tadarus Puisi Mojokerto 2018 bersama 14 penyair Mojokerto”SAJAKKU SAJAK ALIF”terbit Juni 2018 oleh Temalitera-Mojokerto (ISBN:978-602-52134-5-8). Buku Sehimpun puisi bersama 25 penyair “MERAWAT JIWA YANG HILANG” terbit Agustus 2018 oleh Temalitera-Mojokerto (ISBN: 978-602-52397-7-9). Buku Antologi puisi bersama 1000 Guru ASEAN “GURU Tentang Sebuah Buku dan Rahasia Ilmu” terbit September 2018 oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur – Kota Depok (ISBN: 978-602-51886-5-7). Peraih rekor MURI “Antologi Puisi oleh Guru Terbanyak 2018”, Buku Sehimpun Lukisan dan Puisi-Puisi dari Sahabat “TAMASYA WARNA” Karya bersama 27 penyair, terbit September 2018, oleh Temalitera-Mojokerto (ISBN:978-602-52852-0-2). Karya puisi di muat di Serambi Budaya Radar Mojokerto (Cahaya Sukma, Getaran Mata Hati, Sebuah Tanya, Gugur Daun, Bara Cinta, Selintas Hadirmu), Terbit: Minggu, 23 Desember 2018. Buku Kumpulan Puisi “MENJARING LANGIT”, terbit September 2019 oleh CV. Reybook Media – Jawa Tengah kerja sama dengan Penerbit Pustaka Kata – Jombang (ISBN: 978-623-90807-4-7)
Ragam penghargaan yang diterima : Penghargaan Bupati Kab. Mojokerto : Pembina Lomba Takbir, Penghargaan Ketua STIE AL-Anwar Mojokerto : Dosen Teladan- 2, Penghargaan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto : a. Pembina Juara 1 Cipta dan Baca Puisi, b. Pembina Juara 1 Baca Puisi, Penghargaan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto : Juara -1(Guru Prestasi)Seleksi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi se-Kab. Mojokerto , tahun 2018
Drs. Supriyadi, S.E, M.Pd.
Hp/WA. 085232960766, Email : supriyadi.mojokerto@gmail.com – FB: Supriyadi Bro