KALUT DAN TERSESAT
Hampir dua minggu sudah, hati mbah Sapuan dilanda gelisah. Semakin kalut ketika sehari menjelang keberangkatan ibadah umroh. Maklum saja di usia yang sudah dua pertiga abad lebih, jamaah asal kota yang terkenal dengan kota tahu ini akan melaksanakan ibadah umroh tanpa didampingi keluarganya. Ketakutan akan tersesat, terus mengganggu benak mbah Sapuan. Berkat dukungan moral dari koordinator travel perjalanan umroh dan keluarga, akhirnya mantaplah hatinya dengan kepasrahan diri berangkat ke tanah suci. Semantap cintanya kepada pemilik hidup dan rindunya pada Baitullah.
Selama perjalanan tidak henti-hentinya berdoa, agar diberikan kelancaran dan tidak tersesat dalam melaksanakan umroh. Beberapa kali perutnya mual ketika di pesawat, karena baru pertama kali naik pesawat dalam waktu perjalanan yang lama serta melelahkan. Ketika turun dari pesawat dan lanjut perjalanan dengan bus dari Jedah menuju Madinah, rasa mual makin menyiksa dan akhirnya muntah. Makin kalut lah hati mbah Sapuan, semua dirasakan sendiri tanpa ada keluarga dan jamaah lain yang menolongnya. Sedikit lega setelah sampai di hotel dan menempati kamar berempat dengan jamaah yang berasal lain daerah.
Beruntung nasib mbah Sapuan, satu diantara tiga jamaah sekamar cukup peduli padanya. Nico namanya, yang menganggap mbah Sapuan sebagai bapaknya. Kemanapun Nico pergi ibadah, berbelanja, mbah Sapuan selalu menyertainya. Tanpa terasa 5 hari berlalu di Madinah, rasa takut tersesat hilanglah sudah. Rangkaian ibadah umroh dilanjut ke Mekah, tiga hari perjalanan ibadah nyaman saja bagi mbah Sapuan. Sampai suatu saat di umroh yang ketiga menjelang ibadah Sa’i, Nico kehilangan jejak mbah Sapuan. Pimpinan rombongan dan beberapa orang berpencar mencarinya. Tidak ketemu juga, akhirnya diputuskan melanjutkan ibadah Sa’i dulu. Saat di putaran ke tiga, sosok mbah Sapuan terlihat oleh Nico dikerumunan kelompok jamaah lain dengan wajah yang panik. Akhirnya dijemput dan diajaklah bergabung kembali dengan rombongan. Dengan nafas terengah mbah Sapuan bercerita, “Saya tadi terpisah dari rombongan, gara-gara mencari sandal yang terjatuh saat ibadah tawaf”.
Mojokerto,1/9/2020